Kasus Penggunaan Bahasa Indonesia yang Salah
# Kasus yang Pertama
Ejaan
Beberapa masalah yang sering ditemukan dalam kasus penggunaan huruf atau pengejaan istilah serapan:
a.
Pemakaian
huruf -f dan –v yang sering sekali diganti dengan huruf –p.
·
Misalnya:
- Seharusnya aktif bukan aktip
- Seharusnya negatif bukan negatip
- Seharusnya aktivitas bukan aktifitas
- Seharusnya provinsi bukan
propinsi
b.
Tidak terdapat konsonan rangkap
dalam bahasa Indonesia.
·
Misalnya:
- Seharusnya klasifikasi bukan
klassifikasi
- Seharusnya efektif bukan effektif
(kecuali kata massa dan masa; massa adalah bentuk yang telah dibakukan)
(kecuali kata massa dan masa; massa adalah bentuk yang telah dibakukan)
c.
Huruf –y sekarang adalah pengganti huruf -j dulu., jadi tidak dapat
dipakai sebagai huruf –i lagi.
·
Misalnya:
- Seharusnya hipokotil à bukan hypokotil
- Seharusnya analisis à bukan analysis, apalagi
analysa.
d.
Huruf -x hanya digunakan di awal kata. Di tempat lain, diganti dengan –ks.
·
Misalnya:
- Seharusnya xilem bukan silem atau ksilem.
- Seharusnya taksonomi, bukan taxsonomi.
- Seharusnya kompleks bukan komplex,
dll
e.
Huruf –h dalam gugus –gh, rh, dan
–th, dihilangkan. Sedangkan huruf –ph menjadi –f dan –ch menjadi –k.
·
Misalnya:
- Seharusnya sorgum bukan sorghum
- Seharusnya kromatografi bukan khromatograph
- Seharusnya ritme bukan rhitme
- Seharusnya metode, bukan methode
atau methoda
- Seharusnya morfologi bukan morphologi atau
morpologi.
f.
Beberapa kata sulit selalu ditulis
secara salah.
·
Misalnya:
- Seharusnya kualitas bukan kwalitas
- Seharusnya sintesis bukan sintesa
- Seharusnya projektor bukan proyektor
- Seharusnya admosfer bukan atmosfir
- Seharusnya automatis bukan otomatis, dll.
# Kasus yang Kedua
PENULISAN HURUF KAPITAL (HURUF BESAR)
Tidak jarang kita menemukan tulisan yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan
huruf kapital (huruf besar). Sebagai perbandingan akan diberikan contoh-contoh
penulisan yang salah dan contoh-contoh penulisan yang benar.
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat yang berupa petikan langsung.
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat yang berupa petikan langsung.
a.
Bentuk
salah.
·
Mira
bertanya,“kapan Kakak datang?”.
·
Ayah
menasihatkan,“rajin-rajinlah kamu belajar”.
b.
Bentuk
benar.
·
Mira
bertanya,“Kapan Kakak datang?”.
·
Ayah menasihatkan,“Rajin-rajinlah kamu
belajar”.
2. Huruf kapital dipakai dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
a.
Bentuk salah
·
Limpahkanlah
rahmatmu, ya allah.
·
Sejauh
mana anda sudah mengenal al-Kitab atau al-Quran?
b.
Bentuk
benar
·
Limpahkanlah
rahmat-Mu, ya Allah.
·
Sejauh
mana Anda sudah mengenal Alkitab atau Alquran?
Kata keagamaan lain yang ditulis
dengan huruf awal kapital adalah nama agama,seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, nama
kitab suci, seperti Quran, Injil, Weda, serta nama Tuhan, seperti
Allah, Yesus Kristus, dan Sang Hyang Widi Wasa. 3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
a.
Bentuk
salah
·
Salah
satu tokoh pergerakan nasional ialah haji Agus Salim.
·
Nabi
Ismail adalah anak nabi Ibrahim alahisalam.
b.
Bentuk
benar
·
Salah
satu tokoh pergerakan nasionl ialah Haji Agus Salim.
·
Nabi
Ismail adalah anak Nabi Ibrahim alahisalam.
0 komentar:
Posting Komentar